Jumat, 05 Oktober 2012

tetapi tidak...

dulu ketika saya masih kecil, saya sangat penasaran dengan makanan bernama empek-empek, pertama kali saya menemukan kata itu adalah dari selembar koran bekas yang dibawa emak (saya memiliki disorientasi dalam hal cara memanggil ibu angkat saya), dari bekas bungkus kain jahitan yang setelah saya baca ternyata terdapat kumpulan resep-resep.
Dalam berbagai kesempatan ketika diajak ke purwokerto, atau ke kroya atau ke kota-kota lain ketika diperjalanan dari balik kaca jendela mini bus yang saya tumpangi bersama ibu saya, saya banyak melihat toko-toko yang berjejer yang bahkan hampir-hampir saya hapal nama-namanya (dulu belum terlalu banyak toko yang besar di banyumas dan sekitarnya)
saya berharap dapat menemukan toko yang disana menjual empek-empek, meski sangat kecil kemungkinan untuk bisa membelinya pada saat itu juga karena saya dulu terlalu segan dan takut untuk meminta kepada ibu saya, tapi paling tidak saya bisa menandai tempatnya dan membelinya suatu saat, tetapi nihil...saya tidak bisa mendapatkannya. Hingga saat itu saya hanya bisa membayangkan, menduga-duga sesuai batas imaji saya dan bersabar menunggu sampai saya bekerja dan dapat membelinya, ah tetapi perasaan itu pun kadang terlupa dan terhibur oleh berbagai kesibukan lainnya.
Sampai pada akhirnya ketika saya liburan sekolah dan berkunjung ketempat saudara sepupu di jakarta, dengan polos saya sampaikan keingin tahuan saya untuk bisa mencicipi empek-empek yang bahkan dahulu saya pun belum tau kalau itu makanan khas dari palembang, alhamdulillah sepupu saya baik, meski sempat di kecengin dulu sebentar tapi akhirnya di belikan juga,
kesan pertama yang saya dapatkan dari empek-empek adalah Asam, pedes, dan telornya amis, bahkan perut saya mulas2 setelah memakannya, harapan-harapan indah, manis, dan mengagumkan tentang empek-empek seketika musnah di telan pedas nan asam, hmm sungguh bukan sebuah kesan pertama yang baik, tetapi apakah itu membuat saya kapok, dan meninggalkannya?

tidaaaak.....

bisa saja dan sangat wajar jika karena dari kesan pertama yang membuat saya mulas-mulas dan terbaring lemas lalu menjadikan saya tidak menyukainya, toh tidak ada yang dirugikan bahkan pedagang empek-empeknya sekalipun karena berkurangnya satu orang calon konsumen pasif, (dalam hal ini saya membuat istilah sendiri berupa konsumen aktif dan konsumen pasif dengan pengertian konsumen aktif adalah mereka yang aktif membeli baik untuk keperluannya sendiri atau untuk keperluan orang lain, dan konsumen pasif adalah mereka yang selalu di belikan/ditraktir, dalam kasus ini contohnya saya :P ) tetapi dalam hal ini mulai sekarang dan seterusnya saya menganjurkan untuk tidak suka ditraktir dan mulailah menyukai mentraktir, karena tangan diatas (memberi) lebih bagus dari pada tangan di bawah (menerima) kecuali dalam keadaan tertentu.

...
Tetapi tidak...
kesan pertama yang tidak bagus, tidak menjadikan saya tidak menyukai empek-empek, bahkan sampai sekarang saya masih mencintai sewajarnya...dan alhamdulillah sekarang tidak mulas-mulas lagi setelah memakannya.


saya belum pernah melihatnya...belum tau karakteristiknya bahkan belum tau apa-apa selainnya
dan itu tidak menyurutkan niat saya untuk tetap menyukainya...(suka dan benci karena Allah semoga, ahahaay kok larinya kesitu)


adalah bahwa memelihara niat...dan berdoa untuknya...akan membantu mengarahkan pada fokus keinginan,
untuk hal yang mubah sekalipun...apalagi atas yang fardhu...
semoga Allah memudahkan kita dalam memelihara dan memperbaiki niat...

1 komentar: