Senin, 11 Februari 2013

Kesempatan

beberapa tahun yang lalu
di bulan yang entah dan tanggal yang entah, 
di pagi yang tergesa,

beberapa minggu sebelum meninggalnya, di salah satu ruang rawat inap di lantai yang kesekian di RS Paru Pasar Rebo Jakarta Timur (sekarang sudah menjadi RSUD kayaknya), saudara sepupuku yg bahkan lebih akrab dari saudara-saudara kandungku, masih sempat berpesan kepada adik2nya juga kepadaku

"hindari atau jangan terlalu sering makan mie instan, juga saos yg menggunakan terlalu banyak bahan pengawet", selain nasehat untuk tetap nurut dan sayang sama orang tua tentunya, 

Kaos berwarna hitam yang aku beli di Malioboro Mall dimasa aku masih begitu lucu dan memalukan serta memilukan (mungkin sekarang juga masih?....owh,semoga tidak), bertuliskan oasis 'familiar to million' edisi limit, yg belum pernah kupakai semenjak beli karena saking sayangnya tanpa rasa berat kuberikan sebelum jatuh sakitnya. 

saya berpikir ketika kami menjemputnya pulang, keadaanya akan semakin baik, dan dia minta untuk tinggal di citeureup di tempat tante kami (saya sih biasa manggilnya bibi), bukan kembali ke condet, dan memang beberapa hari ketika sudah dirumah dia sudah mulai kelihatan lebih segar, sehingga saya memutuskan untuk kembali pulang ke kroya, hingga beberapa pekan kemudian dering telpon diruang tengah pada dini hari yang lengang mengabarkan kepergiannya dari alam dunia.

sampai sekarang wasiatnya masih aku ingat, meski belum bisa semuanya aku penuhi, karena sesekali aku masih suka memesan mie instan di kantin dengan menambahkan bawang putih mentah yg di geprek ketika aku merasa didatangi gejala flu atau demam karena aku tak bisa membuat sop bawang sendiri, atau ketika pagi atau sore hari mbah pemilik kost membuatkan mie instan untuk kami, saya tak tega untuk menolak kebaikannya,

hal yang terpikir adalah, jika saya kelak diberi kesempatan berwasiat sebelum maut menjemput saya, saya berharap saya bisa mewasiatkan kepada saudara-saudara saya, kakak, adik, sepupu, keponakan, juga bapak, bibi, dan semua  yg masih ada hubungan kerabat atau yang mengenal saya, ataupun yang tidak mengenal saya, dan wasiat yang saya berharap bisa sampaikan adalah, "bertaqwalah kepada Allah" karena dalam wasiat itu saya merasa telah tercukupi segala perkara.

"BERTAQWALAH KEPADA ALLAH"   tak mengapa bahkan jika saya menangis, karena sesungguhnya air mata tidak memudarkan kelelakian seseorang.

"BERTAQWALAH KEPADA ALLAH"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar