Selasa, 12 Februari 2013

Dandelion


pada awalnya saya tidak tau mahluk jenis apa itu, yang tergambar dalam benak saya adalah mungkin ini berupa makanan sejenis steak, ada tenderloin ada pula dandelion, tetapi bukan, atau mungkin nama suatu wilayah di suatu negara di belahan eropa sana, lho...ternyata juga bukan, lantas apakah ini?

saya mendapatinya di dalam puisi-puisi, atau rangkaian cerita dan diksi, namun belum pernah berhadapan secara langsung sendiri, atau mungkin pernah namun aku yg tidak menyadari bahwa itu adalah dia si mahluk rapuh nan lembut yang mudah terhambur,

Randa Tapak adalah nama lainnya bagian dari Taraxacum, sebuah genus besar dalam keluarga Asteraceae, sebagian dari mereka menghubung-hubungkan dengan sesuatu yg tidak pasti kebenarnya bahkan sesuatu yg cenderung membahayakan akidah, dengan mempercayai bahwa berdoa sebelum meniupnya maka angin akan menghantarkan helai-helai dari dandelion yang terbang pada langit harapan, sehingga doa mereka di kabulkan, saya tidak setuju dengan kebohongan ini. saya tidak setuju pada prosesi ini. karena berdoa adalah bagian ibadah yang itu hanya ditujukan kepada Allah semata. dengan adab2 yang telah diajarkan rosulNya.


pucuk-pucuk yang halus itu...
akh kenapa saya jadi ikut memikirkannya, 
kemana dia akan terbang nanti dan dimana dia akan berhenti. 
bersama siapa?
apakah berakhir baik atau berakhir nestapa...
pucuk-pucuk yang halus itu...
kenapa tiba-tiba aku mencintainya...
hmm...terlalu loman untuk bilang cinta...
karena itu kata berharga yg mampu menjatuhkan dan menghancurkan hati seseorang
mampu pula membangun dan meneguhkannya
simpanlah dan berikan kepada yg pantas menerimanya...

ya,
aku menyukainya...
pucuk-pucuk yang halus...
dandelion

Layaknya kelopak-kelopak dandelion yang tertiup angin, seperti itulah takdir membawamu ke tujuan.-
[6:09 pm 11.02.13]





...........................................
dalam paragraph yg berbeda

kabari aku sekali lagi mei..
tentang dandelion kecil yang tersamat
pada celah reranting.
ini, aku sedang membawa bayangannya
bahwa badai sebentar lagi datang
membawanya berhijrah pada lajur yang disuka
kelak,


sendu akan jadi sandiwara angin
luka akan jadi penawar nestapa
itu, masihku menunggu ribu kebenaran lain.
tentang angin yang membawanya lari.
mungkin pada nestapa ia mengabdi
mungkin pada angin ia mengingkari
juga pada surya ia mempelajari



Tidak ada komentar:

Posting Komentar