Senin, 26 November 2012

kunang-kunang


sebenarnya sudah mulai tidak suka menggunakan istilah-istilah dalam bahasa linggis, tapi jika merubahnya ke dalam bahasa lain termasuk bahasa yg saya cintai (arob) pun apakah tidak merubah gregetnya, atau karena sayanya aja yg belum terlalu banyak mengenal kosakata beserta i'rob (bentuk perubahan katanya) dalam bahasa tersebut, hadeh...hanya ingin menulis ini sebenarnya...

look at the sun...
look at the star...

look how they shine for you...

seperti memilih matahari dan bintang,
perumpamaan yang sulit karena sama-sama tinggi dan tak tergapai olehku...
kalian sama-sama berkilau, memukau, dan bersinar atau bercahaya?
bicara tentang cahaya, jadi muncul satu pertanyaan...apa bedanya bercahaya dan bersinar?


sambil memikirkan itu, saya hanya ingin sedikit menulis pecahan dialog antara aku dan saya,

menatap matahari...tidakkah terlalu menyilaukan? bagaimana jika menatap bintang?
jika bintang yang dia (orang ke3) harapkan, saya hanyalah kunang-kunang yang terbang rendah dan cahayanya pun terbatas redup redam, byar pet laksana listrik PLN ketika gangguan,
meski tidak pula meredupkan harapan saya untuk seperti bintang sebagaimana dia aku padankan
akan tetapi tahu kekurangan diri adalah obat terbaik ketika kita kandas dan terhempas nanti,
bukankah kita telah menjaring dan menabung begitu banyak teori?
ah bahkan teori itu pun sebenarnya belum semua terkumpul, banyak yang telah lepas lagi, terlupa akibat lemahnya hapalan kita yang senantiasa di rudung maksiat,
kenapa tidak sedikit demi sedikit mencoba tahap baru berupa aplikasi yang juga peredam maksiat yang menggerogoti kapasitas memori?
karena segala macam teori tidak akan sempurna menjadi ilmu yang bermanfaat jika tidak diamalkan,
aku terdiam..

memang pelaksanaan bisa jadi lebih mudah atau bahkan akan menjadi sangat sulit sekali, semua adalah bergantung pada kehendak Allah dan sejauh mana keinginan kita untuk menempuhnya dan seberapa besar keikhlasan kita menerimanya...

ayolah...
berapa kesempatan sudah kamu lewatkan...?
dan kamu tidak tau apakah kesempatan seperti ini akan datang lagi,


meski tak berbekal?
karena sekedar teori tidaklah menyelesaikan persoalan...
bahkan kau tak memiliki apa-apa...



bertaqwalah...
lalu kemudian bertawaqal
karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar