aku setia memberimu do'a,
sebab senyummu adalah bintang jatuh,
berbagilah mimpi dan harapan denganku...
dan dimatamu..
telaga menggenang teramat teduh.
kulihat ruang di dalamnya..
indah tuk menjaga janin...
Kurasa hatiku lembab saat ini Mataku redup seperti mendung yang menggantung namun tanpa pelangi seusainya Sesekali gerimis bahkan hujan melebat Aku mudah sekali menangis akhir-akhir ini bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun Begitu rapuhnya kah jiwaku? Atau ini anugrah yang harusnya ku syukuri, karena Tuhan telah menghidupkan hatiku dengan kepekaan rasa yang lebih? Walau harus hancur disaat yang sama Sepotong cinta yang berkeping telah terhambur menjadi butiran udara yang kau hirup Semoga kau pun tahu keberadaanku adalah menjadi nafas buatmu Yang menemani tiap gelak tawa dan tetes air mata tanpa peduli ku harus terluka........... karena aku terurai menjadi banyak cinta
Kurasa hatiku lembab saat ini
BalasHapusMataku redup seperti mendung yang menggantung
namun tanpa pelangi seusainya
Sesekali gerimis bahkan hujan melebat
Aku mudah sekali menangis akhir-akhir ini
bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun
Begitu rapuhnya kah jiwaku?
Atau ini anugrah yang harusnya ku syukuri,
karena Tuhan telah menghidupkan hatiku dengan kepekaan rasa yang lebih?
Walau harus hancur disaat yang sama
Sepotong cinta yang berkeping telah terhambur
menjadi butiran udara yang kau hirup
Semoga kau pun tahu keberadaanku
adalah menjadi nafas buatmu
Yang menemani tiap gelak tawa dan tetes air mata
tanpa peduli ku harus terluka...........
karena aku terurai menjadi banyak cinta
Kau datang, dengan segala kegenapanmu.
BalasHapusKau datang, bahkan seakan dejavu
Kau datang, dengan segala pelajaran dan kebijaksanaan.
Namun kau juga akan sejenak lupa, katamu dulu.
Sama seperti kita semua yang dibuat lupa saat menyeberangi tabir itu.
Tolong ingatkan aku, pintamu.
Aku memilihmu karena kita pernah sama-sama berjanji pada satu sama lain, lanjutmu lagi.
Saat kita berdua masih sama-sama ingat.
Saat kita berdua masih sama-sama di sisi lain dari koin ini.
Banyak yang ingin kuucapkan, tapi sepertinya kaulah yang sudah tahu.
Entah bagaimana aku harus mencintaimu.
Kau lebih seperti guru sekaligus sahabat.
Biarlah alam yang mengajarkanku untuk mencintaimu lagi dari nol.
Seolah kita tak pernah bertemu sebelumnya,
seolah kita tak pernah bercakap-cakap bagai dua manusia dewasa,
karena dalam bahasa jiwa semua “seolah” yang kusebut barusan tiada guna.
Waktu, usia, dan perbedaan jasad kita,
Hadiah yang harus direngkuh dan diterima.
'afwan
BalasHapustidak mengapa...
BalasHapus-.-
BalasHapus(^,^)
BalasHapus